Kamis, 27 Agustus 2009

SAMPAH : Masalah Dan Manfaat

SAMPAH ; Masalah dan Manfaat

Oleh,
Drs Safwan Khayat M.Hum


Bila kita telusuri di wilayah kota Medan, tumpukan sampah terbengkalai berhari-hari dengan mengeluarkan aroma bau yang menyengat. Tumpukan sampah yang berserakkan telah merubah image kota Medan menjadi kota kumuh yang jauh dari nilai Kemodrenan, Religius dan Madani. Penanganan tumpukan sampah yang lamban menimbulkan kegerahan lingkungan sekitarnya. Ironisnya, timbunan sampah itu tidak luput pula menjadi perhatian bagi yang melintasi lokasi itu. Timbunan sampah itu mempertontonkan wajah kota yang kusam, jorok dan bau bagaikan rumah yang tidak berpenghuni lama ditinggalkan tuannya.
Pengelolaan sampah semakin tidak jelas arahnya. Terbengkalainya tumpukan sampah dengan aroma bau busuk adalah bukti lemahnya manajerial instansi terkait atas limbah ringan ini. Tumpukan sampah tidak akan dijemput oleh petugas kebersihan bila masih sedikit. Sampah itu terus mengendap berhari-hari sampai petugas memungutnya dengan menggunakan kenderaan yang telah disiapkan pemerintah kota.
Endapan sampah yang berhari-hari dengan aroma yang tidak sedap sangat mengganggu kesehatan lingkungan sekitarnya. Gangguan kesehatan dapat terjadi berupa gangguan pernafasan, penyakit kulit, batuk dan lainnya. Gangguan psikologis kepada warga dapat terjadi seperti rendahnya partisipasi kesadaran masyarakat dengan sikap masa bodoh dan egoisme. Endapan sampah juga menimbulkan bahaya banjir tatkala hujan deras mengguyur kota. Curah hujan yang tinggi dengan genangan air dan tumpukan sampah yang berserak menambah daftar panjang persoalan kota. Kota bagaikan anak sungai yang merambah jalanan yang telah merusak infrastruktur dan fasilitas lainnya.
Bagi wilayah perkotaan, sampah merupakan persoalan krusial yang membutuhkan pengelolaan profesional. Pengelolaan sampah bukan sekedar dipungut, lalu dibawa melalui kenderaan khusus ke tempat pembuangan sampah, tetapi sampah juga memiliki peluang ekonomi yang dapat dijadikan sumber pendapatan kota. Daur ulang sampah sesuai dengan jenisnya juga memberikan konstribusi ekonomi bagi pemerintah kota sendiri. Tentu saja pemutakhiran daur ulang sampah dibutuhkan pengelolaan serius yang terukur dengan melengkapi fasilitas pendukung yang berkaitan dengan manafactur daur ulang.
Bagi segelintir orang, tumpukan sampah dapat menjadi sumber pendapatan ekonomi mereka. Dengan memilih dan memilah jenis sampah tertentu, mereka bisa memperoleh rezeki guna menafkahi kebutuhan hariannya. Mereka menjualnya kepada pihak tertentu yang sengaja menampung sampah pilihan itu dengan nilai harga uang. Si pemulung (orang yang menggantungkan hidupnya dengan memilih dan memilah sampah) memperoleh rezeki yang cukup untuk makan perharinya. Esoknya seperti biasa si pumulung berkelana mencari tempat-tempat tumpukan sampah untuk dipilih dan dipilah jenis sampah yang bisa dinilai dengan uang.
Tidak saja si pemulung, pengusaha penampungan sampah pilihan (biasa disebut pengusaha botot) juga ikut menikmati keuntungan ekonomi dari tumpukan sampah pilihan yang dibelinya dari si pemulung. Sampah pilihan tadi dijual ke pabrik guna di daur ulang sesuai dengan jenisnya. Daur ulang pengolahan pabrik menghasilkan berbagai jenis produk bahan baku yang siap dipasarkan kepada masyarakat yang berikutnya kembali menjadi sampah.

1. MASYARAKAT ---> 2.SAMPAH--->3.PEMULUNG--->4.PENGUSAHA--->
5.PABRIK---> DAN AKHIRNYA ----> 6.KEMBALI KEMASYARAKAT

Rotasi lingkaran simbiosis mutualistis menunjukkan arah perputaran saling mengisi atas analisis ekonomi dari pengelolaan sampah. Gambar di atas merupakan siklus lingkaran yang terjadi di dalam dinamika ekonomi tatkala masyarakat membuang sampah dipungut pemulung lalu bermanfaat menjadi peluang ekonomi. Setelah dipilih dan dipilah, si pemulung menjualnya kepada pengusaha penampungan sampah pilihan (botot) lalu dikirim ke pabrik pengolahan untuk dijadikan bahan tertentu guna memenuhi kebutuhan dan dibeli kembali oleh masyarakat. Setelah bahan tersebut digunakan masyarakat, sewaktu-waktu bahan hasil pengolahan pabrik (daur ulang) menjadi sampah kembali. Demikian rotasi lingkaran ini berputar terus menerus sehingga sampah membawa keuntungan materi bagi pihak tertentu.

Sampah Produktif
Penanganan sampah yang tepat memiliki manfaat positif bagi pendapatan ekonomi warga dan pemerintah (PAD). Sampah yang terbengkalai bukan saja menimbulkan masalah bagi penataan kebersihan kota, tetapi juga membawa dampak buruk bagi masa depan penataan kota Medan yang bersih, tertib dan rapi (Bestari). Pengelolaan yang terukur membuat sampah jadi lebih produktif dengan nilai keuntungan (profit) ekonomi alternatif.
Sampah produktif dapat dilakukan melalui proses daur ulang menurut jenis sampah (limbah) yang ditentukan. Ada sampah yang dikeluarkan hasil limbah rumah tangga yang jenis dan bentuknya dapat berupa padat dan cair. Sampah yang terdiri dari bahan plastik, kertas, karet, logam, timah, tembaga, alumunium, besi, botol, kaca, fiber dan lainnya dapat di daur ulang pengolahannya sesuai dengan jenis dan bentuknya. Sampah yang dinilai tidak dapat dilakukan daur ulang bisa pula diolah menjadi pupuk kompos yang peruntukkannya dapat menyuburkan sejumlah jenis tanaman budi daya.
Keunggulan sampah produktif dalam proses dan setelah di daur ulang antara lain ; (1) jenis sampah tertentu dapat dijadikan bahan komoditi baku dengan modal yang ringan dan nilai jual yang bersaing, (2) membuka lahan pekerjaan baru dengan modal keterampilan yang terbatas, (3) menambah pendapatan perkapita bahkan dapat menjadi sumber utama ekonomi keluarga, dan (4) menyuburkan iklim usaha baru khususnya bidang usaha benda bekas dan atau barang yang dianggap tidak dipergunakan (sampah) untuk diolah menjadi komiditi bernilai.
Nilai ekonomi atas pengelolaan sampah produktif sekaligus menjawab permasalahan sampah pada setiap problem kota Medan. Sampah yang selalu menjadi masalah, juga memiliki nilai keuntungan bagi orang perorang, pengusaha dan pemerintah sendiri.
Retribusi sampah dan anggaran yang dialokasikan guna menunjang kelancaran tugas dinas terkait diharapkan dapat menata kebersihan dan keindahan kota. Alokasi anggaran yang tidak sedikit dan ditambah lagi hasil retribusi sampah yang dikutip kepada masyarakat cukup memadai mengelola permasalahan sampah di kota Medan. Sudah tentu pula dukungan partisipasi masyarakat dalam menciptakan kota yang Bestari ikut mempercepat proses penataan kebersihan kota. Keswadayaan masyarakat diharapkan dapat mengontrol anggaran kebersihan agar penggunaannya benar-benar bisa dipertanggungjawabkan sesuai peruntukkannya.

Medan Harus Diselamatkan
Kota Medan yang pernah mendapat penghargaan Piala Adipura sebagai simbolistik kota yang bersih, saat ini kondisinya cukup memprihatinkan. Urutan keenam sebagai kota terjorok di Indonesia cukup menyesakkan nafas pembangunan kota yang seharusnya penghargaan kota bersih yang pernah diterima kota ini dipertahankan.
Kebersihan kota Medan kian memprihatinkan dengan ditemukannya tumpukan sampah di beberapa lokasi inti kota. Tempat sampah yang disediakan tidak mampu lagi menampung banyaknya sampah di lokasi itu. Akhirnya sampah berceceran dijalanan dalam waktu yang relatif lama dan mengeluarkan bau yang menyesakkan pernafasan.
Pelayanan kebersihan Pemko Medan semakin tidak jelas target dan sasarannya. Tempat-tempat penampungan sampah (tong sampah) yang selama ini ditemukan di beberapa lokasi keramaian, kini kondisinya semakin tidak terurus. Kalau kondisi ini terus berlarut maka kehidupan warga semakin tidak sehat akibat polusi udara yang dicemari oleh bau yang ditimbulkan sampah.
Kota Medan harus diselamatkan dari sebuah penataan yang lebih terarah dan bertanggung jawab. Menyelamatkan kota Medan berarti mengangkat kembali marwah citra Pemko Medan dan seluruh elemen warga kota dari suatu nafas kehidupan yang sehat, dinamis dan beradab. Kota yang bersih adalah cermin pemerintahan dan warganya yang menjunjung tinggi nilai religius dan humanis. Nilai religius merupakan bentuk aplikasi ajaran agama tentang hidup bersih itu sehat dan kebersihan menjadi modal pangkal keimanan. Nilai humanis yakni tercermin dari prilaku hidup yang mencintai kebersihan, keindahan dan keteraturan. Prilaku adalah produk dari tampilan diri manusia tentang perasaan, fikiran dan nurani.
Pengelolaan sampah yang terarah dan terukur salah satu bentuk konkrit menyelamatkan kota Medan menjadi bersih kembali. Sampah yang dianggap sebagai salah satu masalah perkotaan dengan upaya produktif merekonstruksi daur ulang memiliki nilai keuntungan yang tidak sedikit. Kita berkeyakinan, dengan ridho Tuhan Yang Maha Kuasa dan dukungan semua pihak guna, kota Medan dapat ditata menjadi lebih tertib, religius dan beradab.


Medan, 17 Juni 2008

Drs Safwan Khayat M.Hum
Penulis Alumni dan dosen UMA, alumni Pascasarjana USU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar