Kamis, 27 Agustus 2009

Gagasi Hidup Dengan Berfikir Bentengi Dengan Berzikir

Kamis, 2009 Januari 01
Gagasi Hidup Dengan Berfikir Bentengi Dengan Berzikir
Tahun 2009 Gagasi Hidup Dengan Berfikir,
Bentengi Dengan Berzikir

Oleh,
Drs. Safwan Khayat M.Hum

Tulisan ini catatan kecil gugahan ruang perilaku kita di tahun 2008 agar lebih berbeda di tahun 2009 ini. Rangkaian perilaku kita dalam bertindak memutuskan sesuatu adakah dinafasi dengan berfikir dan berzikir sebagai kekuatan. Tanpa bermaksud menggurui pembaca, penulis mengajak pembaca bahwa selama ini kita lemah sekali menggandengkan dua kekuatan ini di setiap proses kehidupan ini.

Detik, menit, jam, hari, minggu dan bulan kita lalui dengan hayalan, harapan, kenangan, obsesi, tangisan dan canda tawa. Putaran detak jarum jam diiringi detak jatung kehidupan dalam menafasi seluruh aktifitas kita di tahun lalu. Semuanya telah berlalu di tahun 2008 dengan harapan di tahun 2009 muncul suatu perubahan hidup yang lebih baik, dinamis dan produktif.

Setiap kata yang terurai, janji yang terucap, arah kaki melangkah dan sikap yang diperbuat menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. Andaikan kehidupan ini dituliskan ke dalam sebuah buku catatan harian, berjuta kata terangkai indah dan beratus anak pena habis terpakai di atas kumpulan lembaran kertas dengan ragam jenisnya. Bisa jadi, cerita indah tertulis lincah di atas jari jemari kegembiraan yang menggoreskan rangkaian obsesi dan prestasi yang di raih di tahun 2008. Tidak dipungkiri pula, sejumlah cerita buruk juga terkumpul dalam catatan itu di atas pena kelukaan yang penuh penyesalan, sumpah serapah, kegagalan dan entah apa lagi.

Kini semuanya menjadi cerita kenangan pahit, getir, manis dan bahagia masih belum lepas dari ingatan. Tahun 2009 harus menjadi milik kita, milik keluarga kita, milik sahabat kita dan milik semua orang tatkala awal pergantian tahun dilanjuti dengan putaran detik, menit, jam, hari, minggu dan bulan. Perubahan harus kita raih yakni dengan cara merubah pola berfikir dan orientasi diri merangkul kebersamaan. Di tahun ini pula, titian hidup diperkokoh dengan kekuatan fakultas fikir dan fakultas zikir di dalam diri. Dua fakultas ini harus berjalan beriringan tanpa boleh berjalan sendiri-sendiri.

Fakultas fikir yakni menata sistem berfikir logika sehat dengan perencanaan matang dengan memanfaatkan peluang dan merangkul seluruh potensi kemanusiaan. Tidak mungkin seseorang berhasil tanpa dukungan dan doa orang lain. Fakultas zikir adalah meneguhkan hati dengan rohani yang kuat, sejuk dan lembut dengan zikrullah agar kita lebih berjiwa besar serta mampu meredam emosi negatif yang kurang menguntungkan dalam hidup ini.

Kedua fakultas ini menjadi benteng diri tatkala menapaki rangkain agenda hidup di tahun baru ini. Di tengah situasi yang sulit dengan himpitan krisis ekonomi global, kedua fakultas ini dapat membantu kita dalam menyikapi setiap keadaan yang berhadapan dengan persoalan diri. Artinya, pembentukan fakultas fikir dapat membantu otak kiri dan kanan dalam mengolah data dan fakta guna menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Sementara fakultas zikir menyirami kekeringan rohani manusia yang dijadikan sebagai pilar keteguhan jiwa manakala berhadapan dengan situasi persoalan yang krusial (rumit). Berfikir dan berjiwa besar adalah implementasi dari dua kekuatan fakultas fikir dan zikir. Lakukanlah sesuatu yang berguna, jika kita ingin hidup berguna. Andaikan kita selalu berfikir dan berzikir, maka kita dijauhi dari hidup fakir dan sifat kikir.

Gagasi hidup dengan berfikir, akan membantu seluruh perencanaan hidup di muka bumi, tetapi bentengi pula dengan berzikir maka sesungguhnya hidup jauh lebih terarah menuju kebahagian hidup dunia dan akhirat.

Mengutip pesan pengetahuan dan moral yang diajarkan Rasulullah SAW dalam sabdanya yakni ;

Kalau engkau ingin hidup bahagia di dunia, maka gunakanlah fikir mu (ilmu). Jika engkau ingin bahagia di akhirat, maka gunakanlah zikir mu (ilmu). Jika engkau ingin hidup bahagia dunia dan akhirat, maka gandengkanlah fikir dan zikir mu.

Akhir catatan kelabu di penghujung 2008 isilah dengan awal catatan ceria di awal pergantian waktu di tahun 2009. Hapus hayalan yang menyesakkan otak dan dada, dengan menggantikannya dengan perencanaan dengan fikir dan zikir. Susunlah perencanaan diri dengan urutannya sesuai dengan skala prioritas dan batas kemampuan. Sebab, saat kini kita sedang melalui masa sulit krisis ekonomi global yang melingkari pendapatan ekonomi kita. Jauhi kepanikan, tetapi dekatkan ketenangan yakni dengan menggunakan pola fikir dan potensi zikir.

Tahun 2008 tidaklah berbeda dengan tahun 2009 jika kita lihat dari sisi ruang, waktu, hari, minggu dan bulan. Tetapi yang perlu kita bedakan yakni perencanaan diri yang terukur dengan pemanfaatan gagasan berfikir dan potensi berzikir. Di tahun 2009 ini pasti berlaku sama jika kita tidak merubah pola hidup dengan tahun lalu. Kesempatan tidak mungkin terulang andaikan kita tidak memeliharanya dan menggunakannya. Kesempatan tidak datang dengan sendiri, tetapi harus kita ciptakan dengan berbuat positif lalu datanglah kesempatan itu. Begitu pula pengalaman bukanlah musibah atau doa yang terkabul, tetapi pengalaman itu datang karena kelalaian atau keseriusan kita memanfaatkan kesempatan tadi.

Yang terpenting, kita bersyukur melalui tahapan pergantian waktu ini berjalan dengan mulus tanpa riak dan situasi yang menakutkan. Kedewasaan diri kita mulai tumbuh dengan perilaku yang positif sekalipun belum terwujud perubahan totalitas. Mulai hidup sederhana, karena keserdahaan bukanlah berarti kita miskin. Hiduplah dengan waktu dan rezeki yang tepat guna karena lebih terukur atas setiap hasil yang diperoleh. Adakah kita lebih sederhana melawan emosi hidup dengan bermegah-megah di tahun 2008 ? Bisakah kita bersabar sedikit memanfaatkan waktu dan rezeki secara terukur ? Apakah dominasi tindakan emosional lebih mengental daripada sikap rasional ? Mampukah kita menjaga prestasi dibandingkan prestise ? Inilah sekelumit urutan pertanyaan yang muncul dalam menyikapi pergantian tahun ini.

Bangsa kita bakal memasuki sejumlah aktifitas besar khusus pada ruang pentas politik. Disamping agenda krisis ekonomi, agenda politik seperti pemilihan umum (Pemilu) 2009 menjadi pesta politik paling akbar. Ada dua Pemilu yang kita hadapi yakni memilih wakil kita di parlemen dan memilih pimpinan nasional (Presiden dan Wakilnya). Gesekan dan konflik horizontal berpotensi terjadi dari para pendukung andaikan setiap perencanaan politik tidak melekatkan kekuatan fikir dan zikir. Diperhitungkan, tahun 2009 ini berlangsung seru karena adanya dua aktifitas politik yang paling akbar dengan kekuatan kontestan multi partai.

Kedewasaan berpolitik dengan kekuatan fikir dan zikir setidaknya menjaga ruang stabilisasi keamanan. Sikap politik yang tidak mengandalkan fikir dan zikir yang timbul hanyalah memaksakan kehendak atau cara-cara yang merusak tatanan hidup berbangsa. Begitu pula sikap menghamburkan uang demi mengejar jabatan dunia, padahal situasi krisis ekonomi saat ini hendaknya harus kita sikapi dengan kesederhaan dengan pemanfaat waktu dan rezeki tepat guna.

Penutup

Jika kita merasakan kegagalan, bukanlah membunuh seluruh obsesi kita yang masih panjang, tetapi kegagalan itu adalah obsesi tertunda yang memerlukan teknik hitungan matang.. Andaikan kita telah berhasil, jangan berpuas diri sebab kegagalan selalu mengintip kelalaian kita. Selamat tinggal tahun 2008 yang kini menjadi kenangan, selamat datang tahun 2009 menjadi awal masa perubahan. Kita gagasi setiap perencanaan dengan berfikir dengan dilapisi berzikir sebagai benteng diri. Mudah-mudahan di tahun baru ini ikut memperbaharui seluruh rangkaian pola hidup yang lebih positif dan produktif. Wallahu a’lam bishawwab !!

P. Siantar, 1 Januari 2009

P E N U L I S



Drs. Safwan Khayat M.Hum

* PENULIS, Alumnus SMA Neg I Medan, UMA dan Dosen UMA, Alumnus Pasca Sarjana USU, . Email; safwankhayat@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar